Ai Ira Komala sebagai Ibu
Aldiana Fauzi sebagai Ayah
Bintang Maulana sebagai Penjudi 1/Polisi 1
Intan Deanira sebagai Listi
Rani Sugih sebagai Narator
Ruly Septian sebagai Penjudi 2/ Polisi 2
Listi adalah seorang anak yang
tidak pernah terperhatikan oleh kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya sibuk
bekerja sehingga Listi mencari kesenangan dan perhatian di luar. Tapi sayangnya
Listi menemukan itu semua di lingkungan yang salah, di lingkungan dengan
pergaulan yang salah. Hingga akhirnya Listi terjerumus dalam dunia perjudian.
Suatu hari Listi baru pulang ke
rumahnya pukul sepuluh malam. Ayahnya sudah menunggu di depan pintu dengan
memasang wajah marah.
Listi :
(berjalan melewati Ayahnya dengan santai)
Ayah : Listi!
(membentak)
Listi :
(menghentikan langkah tapi masih membelakangi) Kenapa? (dengan nada sinis)
Ayah : Dari
mana saja kamu? (menarik pundak Listi sampai berhadapan)
Listi :
Apa-apaan sih?
Ayah : Dari
mana saja kamu jam segini baru pulang?
Listi :
Suka-suka dong! Emang Ayah tuh siapa? Selama ini Ayah juga nggak pernah
merhatiin aku. Jadi nggak usah so’ marah-marah gitu deh. (dengan nada ketus)
Ayah : Kamu
itu! Yang sopan kalau bicara sama orang tua.
Listi :
Udahlah aku cape. (pergi meninggalan Ayah)
Besoknya Listi membolos sekolah.
Seperti biasa Listi nongkrong bersama teman-temannya sambil bermain judi. Dan
seperti biasa Listi juga kalah dalam berjudi. Perlu diketahui, teman-teman
Listi itu selalu curang dalam bermain judi sehingga Listi selalu kalah.
Listi : (kalah judi) Aaaahh sial! Duit gue
abis nih.
Penjudi 1 :
Biasanya juga ngutang, nyantai aja kali.
Listi :
Tapi utang gue udah numpuk masalahnya.
Penjudi 2 :
Alaah lo kaya sama siapa aja. Mau minjem lagi nggak?
Listi :
Ya udah sejuta aja deh.
Setelah diberi pinjam uang satu
juta Listi pun main judi lagi. Tapi ternyata dia kalah lagi. Akhirnya Listi pun
menyerah.
Listi :
Udah ah! Besok aja lagi.
Penjudi 2 :
Ahh ngga asik lo!
Listi :
Ehh, kalo gue nggak bisa bayar utang gimana? Udah gue mau balik dulu.
Akhirnya Listi pun memutuskan untuk
pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah ternyata di rumah tidak ada
siapa-siapa. Mendadak Listi mendapatkan
suatu ide, mencuri sesuatu dari lemari orang tuanya untuk membayar hutang.
Listi pun masuk ke dalam kamar orang tuanya dan segera mencari-cari sesuatu
dalam lemari.
Listi :
(mencari-cari barang dan menemukan sebuah kalung) ahhh mahal nih kayanya.
Ibu :
(masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat Listi) Astaghfirullah Listi! Apa
yang sedang kamu lakukan?
Listi :
(cepat-cepat memasukan kalung itu ke dalam saku) nggak ngapa-ngapain.
Ibu :
Kamu ngambil apa dari lemari Ibu?
Listi :
Nggak ngambil apa-apa.
Ibu :
(mendekati Listi) Jangan bohong kamu! Cepat kembalikan yang kamu ambil tadi!
(mengambil paksa dari saku Listi)
Listi :
(mendorong Ibu hingga terjatuh) Ibu apa-apaan sih. Emangnya kenapa kalo aku
ngambil barang dari lemari Ibu? Aku kan juga anak Ibu. Udahlah, Ibu nggak perlu
ikut campur!
Listi pun kembali ke tempat judi
dan menyerahkan kalung yang dicurinya tadi kepada temannya.
Listi :
(menyerahkan kalung kepada penjudi 2) Nih buat bayar hutang gue!
Penjudi 2 :
Wiih mahal nih kayanya.
Listi :
Hutang gue lunas yahh.
Penjudi 2 :
Oke. Mau main lagi ngga?
Listi : Engga deh. Besok-besok aja
lagi. Gue cabut yahh.
Listi
pun pergi meninggalkan tempat itu. Tapi dia tidak benar-benar pulang ke rumah.
Malamnya Listi baru pulang ke rumah. Listi begitu terkejut ketika melihat dua
orang polisi berada di rumahnya sedang menangkap Ayahnya sementara Ibunya
terlihat sedih.
Listi : (menghampiri) Kenapa Ayah
saya ditangkap pak?
Polisi
1 : Ayah anda telah melakukan
tindak korupsi di kantornya.
Listi : Apa? Enggak, nggak mungkin!
Ayah saya nggak mungkin korupsi.
Polisi
2 : Maaf, itu bisa dijelaskan
nanti di kantor. Untuk saat ini terpaksa menangkap Ayah anda.
Para
polisi itu pun pergi dengan membawa Ayah meninggalkan Listi dan Ibu.
Listi : Bu, Ayah nggak gitu kan? Ayah
nggak mungkin korupsi kan.
Ibu : Kita doakan saja ya nak,
semoga Ayahmu terbukti tidak bersalah.
Listi : Bu, maafin aku ya. Aku udah salah, maafin aku.
Ibu : Iya nggak apa-apa sayang.
Mulai sekarang kamu jangan kayak gitu lagi ya. Sekarang kita hidup berdua.
Listi : Iya Bu, Listi janji.
(berpelukan)
Akhirnya
setelah kejadian itu Listi sadar dan mulai berubah. Dia tidak pernah lagi ikut
dalam perjudian. Dia berubah menjadi anak yang baik.