Rabu, 01 Mei 2013

Naskah Drama Perjudian


Ai Ira Komala             sebagai                        Ibu
Aldiana Fauzi              sebagai                        Ayah
Bintang Maulana         sebagai                        Penjudi 1/Polisi 1
Intan Deanira              sebagai                        Listi
Rani Sugih                  sebagai                        Narator
Ruly Septian               sebagai                        Penjudi 2/ Polisi 2

Listi adalah seorang anak yang tidak pernah terperhatikan oleh kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya sibuk bekerja sehingga Listi mencari kesenangan dan perhatian di luar. Tapi sayangnya Listi menemukan itu semua di lingkungan yang salah, di lingkungan dengan pergaulan yang salah. Hingga akhirnya Listi terjerumus dalam dunia perjudian.
Suatu hari Listi baru pulang ke rumahnya pukul sepuluh malam. Ayahnya sudah menunggu di depan pintu dengan memasang wajah marah.
Listi     : (berjalan melewati Ayahnya dengan santai)
Ayah   : Listi! (membentak)
Listi     : (menghentikan langkah tapi masih membelakangi) Kenapa? (dengan nada sinis)
Ayah   : Dari mana saja kamu? (menarik pundak Listi sampai berhadapan)
Listi     : Apa-apaan sih?
Ayah   : Dari mana saja kamu jam segini baru pulang?
Listi     : Suka-suka dong! Emang Ayah tuh siapa? Selama ini Ayah juga nggak pernah merhatiin aku. Jadi nggak usah so’ marah-marah gitu deh. (dengan nada ketus)
Ayah   : Kamu itu! Yang sopan kalau bicara sama orang tua.
Listi     : Udahlah aku cape. (pergi meninggalan Ayah)
Besoknya Listi membolos sekolah. Seperti biasa Listi nongkrong bersama teman-temannya sambil bermain judi. Dan seperti biasa Listi juga kalah dalam berjudi. Perlu diketahui, teman-teman Listi itu selalu curang dalam bermain judi sehingga Listi selalu kalah.
Listi                 : (kalah judi) Aaaahh sial! Duit gue abis nih.
Penjudi 1         : Biasanya juga ngutang, nyantai aja kali.
Listi                 : Tapi utang gue udah numpuk masalahnya.
Penjudi 2         : Alaah lo kaya sama siapa aja. Mau minjem lagi nggak?
Listi                 : Ya udah sejuta aja deh.
Setelah diberi pinjam uang satu juta Listi pun main judi lagi. Tapi ternyata dia kalah lagi. Akhirnya Listi pun menyerah.
Listi                 : Udah ah! Besok aja lagi.
Penjudi 2         : Ahh ngga asik lo!
Listi                 : Ehh, kalo gue nggak bisa bayar utang gimana? Udah gue mau balik dulu.
Akhirnya Listi pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah ternyata di rumah tidak ada siapa-siapa.  Mendadak Listi mendapatkan suatu ide, mencuri sesuatu dari lemari orang tuanya untuk membayar hutang. Listi pun masuk ke dalam kamar orang tuanya dan segera mencari-cari sesuatu dalam lemari.
Listi     : (mencari-cari barang dan menemukan sebuah kalung) ahhh mahal nih kayanya.
Ibu    : (masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat Listi) Astaghfirullah Listi! Apa yang sedang kamu lakukan?
Listi     : (cepat-cepat memasukan kalung itu ke dalam saku) nggak ngapa-ngapain.
Ibu       : Kamu ngambil apa dari lemari Ibu?
Listi     : Nggak ngambil apa-apa.
Ibu      : (mendekati Listi) Jangan bohong kamu! Cepat kembalikan yang kamu ambil tadi! (mengambil paksa dari saku Listi)
Listi     : (mendorong Ibu hingga terjatuh) Ibu apa-apaan sih. Emangnya kenapa kalo aku ngambil barang dari lemari Ibu? Aku kan juga anak Ibu. Udahlah, Ibu nggak perlu ikut campur!
Listi pun kembali ke tempat judi dan menyerahkan kalung yang dicurinya tadi kepada temannya.
Listi                 : (menyerahkan kalung kepada penjudi 2) Nih buat bayar hutang gue!
Penjudi 2         : Wiih mahal nih kayanya.
Listi                 : Hutang gue lunas yahh.
Penjudi 2         : Oke. Mau main lagi ngga?
Listi                 : Engga deh. Besok-besok aja lagi. Gue cabut yahh.
Listi pun pergi meninggalkan tempat itu. Tapi dia tidak benar-benar pulang ke rumah. Malamnya Listi baru pulang ke rumah. Listi begitu terkejut ketika melihat dua orang polisi berada di rumahnya sedang menangkap Ayahnya sementara Ibunya terlihat sedih.
Listi                 : (menghampiri) Kenapa Ayah saya ditangkap pak?
Polisi 1            : Ayah anda telah melakukan tindak korupsi di kantornya.
Listi                 : Apa? Enggak, nggak mungkin! Ayah saya nggak mungkin korupsi.
Polisi 2            : Maaf, itu bisa dijelaskan nanti di kantor. Untuk saat ini terpaksa menangkap Ayah anda.
Para polisi itu pun pergi dengan membawa Ayah meninggalkan  Listi dan Ibu.
Listi                 : Bu, Ayah nggak gitu kan? Ayah nggak mungkin korupsi kan.
Ibu                   : Kita doakan saja ya nak, semoga Ayahmu terbukti tidak bersalah.
Listi                 : Bu, maafin aku ya. Aku  udah salah, maafin aku.
Ibu                   : Iya nggak apa-apa sayang. Mulai sekarang kamu jangan kayak gitu lagi ya. Sekarang kita hidup berdua.
Listi                 : Iya Bu, Listi janji. (berpelukan)
Akhirnya setelah kejadian itu Listi sadar dan mulai berubah. Dia tidak pernah lagi ikut dalam perjudian. Dia berubah menjadi anak yang baik.